Tes juga menyatakan Raja Tutankhamun yang meningal pada usia 19 tahun memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit bawaan. Hal ini diperjelas dengan penemuan fakta lain bahwa Raja Tutankhamun adalah anak dari perkawinan sedarah yang lazim pada Mesir kuno. Diketahui, ibu kandung Tutankhamun adalah salah satu adik perempuan ayahnya, Firaun Akhenaten.
Untuk waktu yang lama ada kecurigaan bahwa dia dibunuh karena ada bukti sebuah lubang di belakang kepalanya. Tetapi banyak juga yang mempercayai bahwa selama proses mumifikasi ilmuwan berpikir tentang kemungkinan yang menunjuk bahwa dia meninggal karena komplikasi kaki yang patah yang diperburuk dengan malaria.
Raja Tutankhamun dipercaya sebagai anak dari pharaoh Akhenaten yang mencoba mereformasi agama bangsa Mesir selama masa kepemimpinannya. Fakta bahwa ibu dan ayahnya merupakan saudara, terlihat aneh hari ini tetapi inses adalah umum di kalangan keluarga raja karena pharaoh dipercaya sebagai keturunan Tuhan.
Cara tersebut yang dinilai sebagai jalan untuk mengembalikan darah keturunan suci. Raja Tutankhamun memiliki istri Ankhesenpaaten yang separuh saudara karena berbagi ayah yang sama. Mereka menikah ketika berumur sepuluh tahun.
Tim Dr Hawass menemukan akibat generasi yang tidak jauh dalam keluarganya yang menurunkan penyakit tingkat pertama kepada anaknya.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa Raja Tutankhamun membutuhkan bantuan alat untuk berjalan, dijelaskan dengan 100 alat bantu yang ada di dalam makamnya yang disebut akan membantunya dalam kehidupan setelah kematian.
Patah kaki yang tampaknya karena jatuh terjadi ketika terserang malaria. Tutankhamun menjadi pharaoh ketika berumur sepuluh tahun pada 1333 sebelum masehi, memerintah hanya sembilan tahun hingga kematiannya. Dia adalah generasi terakhir dari dinasti ke-delapan dari kerajaan itu
0 komentar:
Posting Komentar
Just Happy